PERBEDAAN ANTARA "SUSTAINABLE ARCHITECTURE" DAN "GREEN ARCHITECTURE"
Arsitektur hijau (green architecture), yaitu Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach).
Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur.
BEBARAPA UPAYA MENUJU SUSTAINABLE ARCHITECTURE
Efisiensi energi
Pengaturan secara efesien dari suatu hunian terhadap kebutuhan listrik, gas ataupun air yang diperlukannya.
Menciptakan energi
Dalam jangka panjang, perencanaan hunian perlu terobosan untuk menciptakan listrik untuk bangunan itu sendiri. berbagai sumber energi bisa diperoleh dari kondisi geografi daerah tempat mendirikan bangunan tersebut. Beberapa sumber energi yang bisa diolah lebih lanjut adalah energi angin, panas matahari , panas bumi dan air yang semuanya dapat dengan mudah didapat dan sangat melimpah di Indonesia.
Efisiensi dan perlindungan air tanah
Air tanah dapat dijaga kualitas dan kuantitasnya dengan memperhatikan KDB (Koefisien Dasar Bangunan), dengan mengikuti persyaratan KDB yang telah ditentukan memungkinkan bangunan memiliki lahan yag cukup untuk penempatan sumur resapan, lubang biopori ataupun septic tank ramah lingkungan yang tidak mencermakan lingkungan.
Penampungan iar hujan dan air kotor dlam suatu bangunan dipusatkan dalam sumur resapan untuk menjaga kelestarian air tanah lingkungan sekitarnya. Sumur resapan dan lubang biopori prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu memudahkan air menyerap ke dalam tanah.
Pemaksimalan vegetasi dan meminimalkan penggunaan AC
Penggunaan Air Conditioning dalam bangunan selain dapat mengakibatkan pemborosan penggunanan energi juga dapat menyebabkan semakin menipisnya lapisan ozon, yang pada taraf yang sangat mengkhawatirkan dapat menimbulkan pemanasan global dan meningkatkan suhu bumi secara global.
Vegetasi yang terdapat disekitar bangunan dapat membantu penyerapan emisi karbondioksida sehingga secara berkesinambungan dapat membantu mengatasi permasalahan kualitas udara disekitar bangunan dan berfungsi sebagai barier yang dapat mengontrol aliran sirkulasi udara segar ke dalam bangunan.